Senin, 08 Juni 2009

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Dr. Wahidmurni, M.Pd., Ak.

Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Karya ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Setiap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan atau ativitas ilmiah umumnya menetapkan suatu pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku pada lembaga yang bersangkutan. Namun demikian, secara umum pedoman yang ditetapkan oleh lembaga tersebut mengacu pada acuan penulisan karya ilmiah yang sudah berlaku secara umum atau secara internasional.

Secara umum, karya tulis yang dapat dikatakan sebagai karya tulis ilmiah terbagi atas dua pilahan, yakni (1) karya tulis berupa hasil penelitian, seperti: skripsi, tesis, disertasi, artikel hasil penelitian, makalah hasil penelitian, dan laporan hasil penelitian lainnya; dan (2) karya tulis bukan dari hasil penelitian atau bersifat hasil pemikiran konseptual, seperti: artikel teoritik, makalah teoritik, buku ajar, dan karya tulis bukan hasil penelitian lainnya.

Teknik penulisan karya ilmiah mengatur tentang bagaimana suatu karya tulis ilmiah, baik yang berupa hasil penelitian maupun hasil gagasan konseptual harus ditulis dan dilaporkan. Apa yang ditulis dan dilaporkan harus sesuai dengan kaidah yang diatur oleh lembaga dimana penulis karya ilmiah sedang studi atau bekerja. Sedangkan, untuk penulis yang hendak menulis karya ilmiah pada lembaga di luar instansi penulis, maka ia harus mengikuti kaidah penulisan yang telah ditetakan oleh lembaga yang bersangkutan.

Aturan tentang teknik penulisan ini umumnya dimulai dari lembar pertama berupa halaman judul sampai dengan lembar terakhir berupa lembar lampiran penelitian. Secara rinci teknik penulisan berisi tentang sistematika penulisan, konsistensi pembaban, penyajian gambar dan tabel, cara pengutipan, penyusunan daftar rujukan, dan penyusunan daftar lampiran.

A. Karya Ilmiah Berupa Hasil Penelitian

Sebagai bagian dari insan akademik, kita dituntut untuk melakukan kegiatan penelitian dalam mencari kebenaran tentang alam dan keadaan sosial di sekitar kita, sehingga apa yang kita lakukan memenuhi persyaratan bahwa kegiatan kita tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan ilmiah. Namun demikian, terdapat cara lain yang dapat digunakan untuk mencari kebenaran selain dengan pendekatan ilmiah, yakni pendekatan non ilmiah.

Hal demikian sebagaimana diungkapkan oleh Suryabrata (dalam Salladien, 1989), bahwa tanpa disadari, semenjak manusia purba selalu merindukan kebenaran, yang tak lain berupa pengetahuan yang benar. Untuk mencapainya, dapat menerapkan dua cara pendekatan, yakni (1) pendekatan non ilmiah, seperti: akal sehat (common sense), prasangka, instuisi, kebetulan, dan pendapat otoritas; dan (2) pendekatan ilmiah, apabila suatu pengalaman dibangun atau pun didasarkan atas teori tertentu, dan atau teori itu berkembang dan dibangun berdasarkan langkah-langkah yang sistematis, terkontrol dan ajeg berlandaskan fakta-fakta empiris, yakni melalui penelitian ilmiah.

Kebiasaan mencari kebenaran melalui pendekatan yang non ilmiah akan sangat diwarnai oleh subyektivitas pencari kebenaran dan sulit untuk mencari kebenaran yang obyektif. Sebab kebenaran menurut subyek yang satu mungkin bukan merupakan kebenaran menurut subyek lainnya. Sebagai contoh, bahwa hukuman mati itu benar menurut kelompok tertentu, tapi tidak benar menurut kelompok lain; atau pendapat otoritas bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan harus dicapai melalui ujian nasional itu adalah benar, namun menurut para pakar pendidikan lainnya itu tidak benar; dan sebagainya.

Untuk mengatasi kelemahan pendekatan non ilmiah, maka digunakanlah pendekatan ilmiah, yang mana setidaknya kebenaran yang ditemukan melalui pendekatan ilmiah ini akan menjadi kebenaran yang lebih obyektif. Artinya bahwa bahwa kebenaran yang ditemukan melalui penelitian ilmiah, selayaknya dapat diuji oleh peneliti lain. Jika dilakukan dengan metode yang sama, ataupun langkah-langkah yang sama, hasilnya akan sama, atau setidaknya hampir sama. Hal tersebut dapat terjadi karena landasan penyimpulannya secara ilmiah, yang bercirikan obyektivitas dan kontinuitas.

Penelitian merupakan salah satu dari suatu tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Penelitian sendiri dapat diartikan sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dan mendapat dukungan secara teoritis. Dengan melakukan penelitian berarti kita berusaha untuk memecahkan masalah yang ada dengan menggunakan berbagai cara atau metode sebagaimana layaknya cara atau metode yang digunakan oleh para ilmuwan pada umumnya.

Hal penting lainnya dari adanya kegiatan penelitian adalah ditemukannya berbagai teori yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; sebab hasil-hasil temuan penelitian akan mempercepat laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Perhatikan negara yang maju ilmu pengetahuan dan teknologinya, pasti mereka memiliki budaya meneliti yang tinggi; dibandingkan budaya meneliti di negara berkembang atau negara yang kurang maju.

Sebagaimana diungkapkan oleh Murdick (dalam Indriantro dan Supomo, 1999:3) bahwa keterkaitan antara penelitian dan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut,

Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Penelitian, dengan demikian, mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu. Penelitian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah.

Keterkaitan antara pengetahuan, ilmu dan penelitian digambarkan secara jelas oleh Huda (2000) bahwa, pengetahuan berasal dari kata tahu, kegiatan tahu atau mengetahui itu melibatkan indera, syaraf, dan otak. Produk dari kegiatan ini adalah pengetahuan, yang dapat berbentuk gagasan atau ide, cara-cara berpikir, informasi, dan data. Sumber pengetahuan pertama dan yang paling produktif adalah pengalaman. Sedangkan ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis mengenai alam semesta. Kumpulan pengetahuan itu telah terakumulasi bertahun-tahun bahkan mungkin dari satu generasi ke generasi berikutnya mengalami penambahan dan penyempurnaan. Oleh karena dalam bahasa Indonesia, istilah ilmu (science) juga disebut ilmu pengetahuan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan adalah produk dari suatu pengamatan atau pemikiran yang sistematis dengan mengikuti kaidah dan tunduk pada asas tertentu.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa kaitan antara ilmu dan penelitian dapat dijelaskan dari kedudukan ilmu sebagai metode. Tidak semua pengetahuan termasuk ilmu pengetahuan. Yang termasuk dalam ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui suatu kegiatan yang memenuhi syarat tertentu (rasional, kognitif, dan teleologis). Kegiatan itu dilaksanakan dengan menggunakan prosedur tertentu yang sistemik serta dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan pengetahuan yang sahih dan akurat. Prosedur itu secara umum adalah mengidentifikasi masalah serta merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Prosedur semacam ini dinamakan pendekatan ilmiah, dan seluruh rangkaian aktivitas ini dinamakan penelitian. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan itu adalah pengetahuan yang diperoleh dan dikembangkan melalui aktivitas penelitian.

Sebagai cara mencari kebenaran yang menggunakan pendekatan ilmiah, maka penelitian harus memenuhi kriteria tertentu, yakni:

1. Menyatakan tujuan secara jelas,

2. Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan,

3. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan pengungkapan data,

4. Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi),

5. Memilih data dengan presisi dan sehingga hasilnya dapat dipercaya,

6. Menarik kesimpulan secara obyektif,

7. Melaporkan hasilnya secara parsimony atau sederhana, dan

8. Temuan penelitian dapat digeneralisasi (Indriantro dan Supomo, 1999:14).

Dari ke delapan kriteria di atas, dua kriteria yang meski tidak harus selalu ada, yakni mengembangkan hipotesis dan temuan penelitian dapat digeneralisasikan. Kedua kriteria ini lebih condong sebagai tambahan bagi penelitian kuantitatif, yakni suatu penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yang memang menguji hipotesis.

Adapun untuk aturan penulisan karya ilmiah berupa hasil penelitian umumnya telah ditentukan oleh setiap lembaga yang menyelenggarakan kegiatan ilmiah. Misalnya, adanya pedoman penulisan skripsi di setiap fakultas, adanya pedoman penulisan tesis dan disertasi pada penyelenggara program pascasarjana, bahkan ada perguruan tinggi yang mengatur teknik penulisan hasil penelitian yang seragam untuk semua fakultas dan program pascasarjana bahkan setiap unit yang ada di lingkungannya.

B. Karya Ilmiah Berupa Bukan Hasil Penelitian

Karya tulis ilmiah bukan hanya karya tulis yang berupa hasil-hasil penelitian sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya. Karya tulis bukan hasil penelitian berupa karya tulis yang menelaah dan mendeskripsikan suatu konsep, prinsip, teori, peristiwa atau fakta yang terjadi dan lain sebagainya. Karya tulis ini umumnya berupa artikel yang ditulis pada suatu jurnal, makalah yang biasanya dibuat untuk memenuhi tugas suatu mata kuliah atau untuk tujuan lainnya, buku ajar dan sebagainya. Namun demikian, pada umumnya teknik penulisan yang digunakan keduanya (karya ilmiah hasil penelitian dan nonhasil penelitian) adalah sama, perbedaan lebih pada bentuk format pelaporannya.

Sebagai contoh, format penulisan artikel pada suatu jurnal terakreditasi yang bernama Jurnal Ilmu Pendidikan yang diterbitkan oleh LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dan ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) memberikan petunjuk bagi calon penulis tentang sistematika penulisan artikel sebagai berikut:

1. Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); abstrak (maksimum 100 kata); kata kunci; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan; bahasan utama (dapat dibagi ke dalam beberapa sub-bagian); penutup atau kesimpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk)

2. Sistematika artikel hasil penelitian adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); abstrak (maksimum 100 kata)byang berisi tujuan, metode dan hasil penelitian; kata kunci; pendahuluan (tanpa judul) yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasil; pembahasan; kesimpulan dan saran; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

C. Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Teknik penulisan mengatur tentang bagaimana suatu karya penelitian harus ditulis dan dilaporkan. Apa yang ditulis dan dilaporkan harus sesuai dengan kaidah yang diatur oleh lembaga dimana peneliti belajar atau bernaung. Pada dasarnya tidak terdapat cara yang seragam dalam menulis suatu kutipan dan daftar rujukan. Setiap lembaga perguruan tinggi atau lembaga lainnya bebas menentukan gayanya sendiri-sendiri dalam merumuskan pola pengutipan mana yang akan dipakai, atau bahkan ada lembaga pendidikan tinggi tertentu membebaskan mahasiswanya untuk memilih cara pengutipan sesuai dengan seleranya, yang penting dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

Aturan tentang gaya penulisan ini dimulai dari lembar pertama biasanya berupa halaman judul sampai dengan lembar terakhir berupa lembar lampiran penelitian. Secara rinci gaya penulisan berisi tentang sistematika penulisan, konsistensi pembaban, penyajian gambar dan tabel, cara pengutipan, penyusunan daftar rujukan, dan penyusunan daftar lampiran.

Pada bagian ini berturut-turut akan dibahas tentang cara pengacuan dan pengutipan, penyajian gambar dan tabel, penyusunan daftar rujukan, sedangkan bagian lain dapat dilihat pada pedoman penulisan yang dibuat oleh setiap lembaga pendidikan dimana penulis bernaung (belajar ataupun bekerja).

1. Cara Pengutipan

Pada umumnya terdapat tiga cara dalam menyajikan kutipan dalam suatu laporan karya ilmiah, yakni menggunakan innote, footnote dan endnote. Cara manapun yang dipakai adalah benar asalkan dilakukan secara konsisten mulai dari lembar pertama dan lembar laporan terakhir. Innote adalah cara pengutipan dengan meletakkan kutipan pada suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama pengarang, tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip pada suatu lembar penulisan. Footnote adalah cara pengutipan dengan meletakkan kutipan pada suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama pengarang dan nomor urut kutipan, sedangkan pada bagian bawah kaki halaman dicantumkan nama pengarang berikut identitas lainnya seperti tahun penerbitan, judul buku/jurnal, tempat penerbit dan penerbit, nomor halaman, bahkan informasi tambahan yang dirasa perlu disampaikan. Sedangkan endnote cara pengutipan dengan meletakkan kutipan pada suatu halaman bersamaan dengan menempatkan nama pengarang, dan nomor urut kutipan, sedangkan informasi tentang pengarang dan identitas lainnya diletakkan pada lembar akhir suatu karangan; umumnya sebelum bagian daftar pustaka/daftar rujukan. Untuk ulasan footnote secara lengkap silahkan dipelajari pada buku pedoman penlisan skripsi fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

a. Kutipan Langsung Kurang dari 40 Kata

Jika kutipan langsung jumlah katanya kurang dari 40 kata, maka penulisannya langsung masuk dalam paragrap yang bersangkutan.

Contoh Model Innote

Shrader, Mulford dan Blackburn (1989:46) mengungkapkan bahwa "secara teoritis, dalam berbagai literatur secara jelas diterangkan tentang pentingnya konteks dan kondisi ketidakpastian dalam menentukan hubungan antara perencanaan dan performansi". Terkait dengan ini, Tallman (1992:463) menyatakan bahwa "komponen kunci dari berbagai strategi adalah maksud dan tujuan dari strategi itu sendiri. Untuk itu perusahaan harus menyeleksi tujuan dan rencana strategi dalam menghadapi lingkungan; sebab aspek kunci dari lingkungan adalah ketidakpastian".

Kutipan di atas menunjukkan bahwa dalam paragrap tersebut terdapat tiga buah kutipan langsung, yakni: (1) kutipan dari literatur karya tiga orang yakni Shrader, Mulford dan Blackburn, nama yang ditulis diambil nama belakangnya, karya diterbitkan tahun 1989, dan kalimat yang dikutip berada di halaman halaman 46; (2) kutipan dari literatur karya Tallman, nama yang ditulis diambil nama belakangnya, karya diterbitkan tahun 1992, dan kalimat yang dikutip berada di halaman halaman 463.

Contoh Model Footnote

Shrader, Mulford dan Blackburn mengungkapkan bahwa "secara teoritis, dalam berbagai literatur secara jelas diterangkan tentang pentingnya konteks dan kondisi ketidakpastian dalam menentukan hubungan antara perencanaan dan performansi"[1]. Dan seterusnya....

Menurut Balian ada tiga cara untuk mengawali proyek penelitian, yakni (1) replication/replikasi, (2) advisor recommendation/rekomendasi ahli/pakar, dan (3) original idea/ide atau gagasan asli[2]. Dan seterusnya ....

Contoh Model Endnote

Pengutipan model endnote adalah sama seperti contoh model footnote, namun catatan kaki yang ada di bawah halaman, ditulis pada halaman bagian akhir tulisan karya ilmiah sebelum menulis daftar rujukan atau daftar pustaka.

Adapun penulisan daftar pustaka atau daftar rujukan untuk ketiga model pengutipan di atas pada umumnya adalah sama, yakni:

Balian, Edward, S. 1982. How to Design, Analyze, and Write Doctoral Research, The Practical Guidebook. Boston: University Press of America, Inc.

Shrader, C. B., Mulford, C. L. and Blackburn, V. L. 1989. Strategic and Operational Planning, Uncertainty, and Performance in Small Firm. Journal of Small Business Management, October: 45-60.

b. Kutipan Langsung 40 Kata atau Lebih

Jika kutipan langsung jumlah katanya 40 buah atau lebih, maka penulisannya disendirikan dengan jarak baris satu spasi, dan diketik mulai dengan ketukan ketujuh dari pinggir kiri dan kanan tepi batas tulisan.

Contoh Model Innote

Di Indonesia, sebenarnya telah banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak lain seperti LSM, perguruan tinggi maupun organisasi masyarakat lainnya dalam memberdayakan UKM seperti pelatihan, pendidikan, penyuluhan serta pendampingan. Namun sesudah sekian tahun upaya pemberdayaan usaha kecil dilakukan, maka pertanyaan mendasar yang perlu dijawab menurut Zain dan Ashar (1998:111) adalah bagaimana tingkat keberhasilan dari pembinaan tersebut?. Pertanyaan ini diajukan mengingat tujuan pembinaan adalah:

1. Menghasilkan usaha kecil yang tangguh, makin memiliki daya saing, mampu menggerakkan, memadukan dan mengembangkan potensi sumberdaya menjadi kekuatan efektif untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah;

2. Meningkatkan usaha kecil menjadi usaha menengah;

3. Menjadikan usaha kecil sebagai kekuatan utama dalam ekonomi rakyat;

4. Memperkukuh struktur perekonomian nasional.

Contoh Model Footnote

Di Indonesia, sebenarnya telah banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak lain seperti LSM, perguruan tinggi maupun organisasi masyarakat lainnya dalam memberdayakan UKM seperti pelatihan, pendidikan, penyuluhan serta pendampingan. Namun sesudah sekian tahun upaya pemberdayaan usaha kecil dilakukan, maka pertanyaan mendasar yang perlu dijawab menurut Zain dan Ashar adalah bagaimana tingkat keberhasilan dari pembinaan tersebut?. Pertanyaan ini diajukan mengingat tujuan pembinaan adalah:

1. Menghasilkan usaha kecil yang tangguh, makin memiliki daya saing, mampu menggerakkan, memadukan dan mengembangkan potensi sumberdaya menjadi kekuatan efektif untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah;

2. Meningkatkan usaha kecil menjadi usaha menengah;

3. Menjadikan usaha kecil sebagai kekuatan utama dalam ekonomi rakyat;

4. Memperkukuh struktur perekonomian nasional[3].

Pengutipan model endnote adalah sama seperti contoh model footnote, namun catatan kaki yang ada di bawah halaman, ditulis pada halaman bagian akhir tulisan karya ilmiah sebelum menulis daftar rujukan atau daftar pustaka. Adapun penulisan daftar pustaka atau daftar rujukan untuk ketiga model pengutipan di atas pada umumnya adalah sama dengan contoh di atas.

c. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan dimana kata-kata atau kalimat yang disajikan adalah simpulan peneliti terhadap suatu uraian kalimat yang ada dalam sebuah atau lebih sumber pustaka. Ciri kutipan tidak langsung biasanya hanya menyebutkan nama pengarang dan tahun penerbitannya saja dari suatu literatur, namun demikian jika memungkinkan lebih baik nomor halaman dari naskah yang disimpulkan hendaknya tetap disajikan. Ciri lainnya adalah tidak ada tanda kutip pada awal kalimat maupun akhir kalimat.

Contoh Model Innote

Bagaimana hubungan antara perencanaan dan performansi usaha? Hasil temuan dari penelitian Shrader, Mulford & Blackburn (1989) menunjukkan bahwa perencanaan dan performansi berhubungan dengan cara yang kompleks dan penting bagi usaha kecil; sebagian besar temuannya mendukung adanya hubungan positif yang signifikan antara perencanaan operasional dan performansi usaha kecil.

Dari contoh di atas dapat dianalisis bahwa peneliti atau penulis menyajikan kutipannya dengan cara menyimpulkan dari beberapa alinia yang ada pada sumber pustaka yang dikutip, sehingga ia hanya menyajikan tahunnya saja sementara halamannya tidak ditulis. Namun demikian, tetap disarankan untuk menulis halamannya dalam kutipan, sehingga pembaca atau peneliti lainnya dapat mengecek keberadaan kutipan tersebut, jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan. Misalnya dengan merubah kutipan contoh pertama dengan menambahkan halaman 9 berarti bahwa kegiatan penyimpulan dimulai dari hal 9 dan seterusnya. Untuk contoh pengutipan model footnote dan endnote mengikuti cara-cara sebagaimana yang telah dicontohkan di atas.

2. Penyajian Gambar dan Tabel

Penyajian gambar dan tabel pada umumnya juga beragam, berikut hanyalah salah satu contoh cara penyajian yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Gambar dan tabel yang disajikan hendaknya utuh dalam sebuah halaman, kecuali jika tidak dapat disajikan secara utuh maka diberi penjelasan pada halaman berikutnya dengan kalimat gambar atau tabel lanjutan.

a. Penyajian Gambar

Gambar yang disajikan ditampilkan lebih dulu, selanjutnya di bawahnya diberi keterangan judul gambar berikut sumbernya. Setiap gambar diberi nomor urut. Nomor urut harus menunjukkan letak gambar ada di bab berapa? dan nomor urut keberapa? gambar tersebut disajikan dan bab yang bersangkutan. Misalnya gambar 2. 1 berarti gambar tersebut ada di bab 2 urutan ke 1, demikian seterusnya. Semua tulisan gambar dan judul gambar dicetak tebal.


Contoh

Gambar 7.1 Diagram Tingkat Kepercayaan Responden terhadap Adanya Hubungan antara Perencanaan dengan Kinerja

b. Penyajian Tabel

Berbeda dengan penyajian gambar, penyajian tabel dimulai dengan menyajikan judul tabel, selanjutnya baru menyajikan tabelnya. Aturan penomoran dan penulisan judul tabel sama seperti aturan penomoran dan penulisan judul gambar. Tabel hendaknya ditulis dengan spasi tunggal atau satu.

Contoh

Tabel 7.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepercayaan Responden terhadap Adanya Hubungan antara Perencanaan dengan Kinerja

No.

Interval Skor

Kriteria

Frekuensi

F

%

% Kumulatif

1.

3 – 6

Sangat Rendah

-

-

-

2.

7 – 10

Rendah

-

-

-

3.

11 – 14

Cukup

16

15,53

15,53

4.

15 – 18

Tinggi

67

65,05

80,58

5.

19– 22

Sangat Tinggi

20

19,42

100

Jumlah

103

100

3. Penulisan Daftar Rujukan

Daftar rujukan adalah daftar pustaka atau literatur yang benar-benar dikutip oleh peneliti di dalam laporan penelitiannya. Dengan demikian pustaka yang dibaca oleh peneliti namun tidak dikutip tidak termasuk dalam daftar rujukan. Yang disajikan dalam contoh berikut hanya salah satu cara dalam menuliskan daftar rujukan.

Rujukan dari Artikel dalam Jurnal

Hady, M. Samsul. 2005. Pemikiran Islam tentang Hubungan Maknawi Tiga Realitas: Tuhan, Manusia, dan Alam Semesta. El-Jadid, Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam, 3(1): 84-109.

Wahidmurni. 2005. Motivasi Kerja Dosen PTN Ditinjau dari Karakteristik Individu (Analisis Teori Motivasi Maslow). Ulul Albab, Jurnal Studi Islam, Sains dan Teknologi, 6(1): 5-20.

Rujukan dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis, atau Disertasi

Wahidmurni. 2005. Peningkatan Kualitas Belajar Statistika Pendidikan dengan Strategi Pembelajaran Model Investigasi Kelompok di Kelas Mahasiswa Program Studi PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang. Laporan Penelitian tidak diterbitkan. Malang: Lemlitbang UIN Malang.

Khoiriyah, Siti, Mardiyatul. 2008. Manajemen Strategik Peningkatan Mutu Pendidik (Studi Multikasus MAN Tlogo Blitar dan SMAN 1 Talun Blitar). Tesis, tidak diterbitkan . Malang: Program Pascasarjana UIN Malang.

Rujukan dari Buku

Kartanegara, Mulyadhi. 2003. Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam. Bandung: Mizan.

Wahidmurni. 2007. Manajemen Perubahan Bisnis: Dari Teori ke Data. Malang: UIN-Malang Press.

Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel dan Ada Editornya

Wahid, Abdurrahman. 2006. Pendidikan di Indonesia, antara Populisme dan Elitisme. Dalam Mudjia Rahardjo (Ed.), Quo Vadis Pendidikan Islam: Pembacaan Realitas Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan (hlm. 1-4). Malang: UIN-Malang Press.

Zain, D. dan Ashar, K. 1998. Pengalaman Membina Usaha Kecil di Jawa Timur: Tinjauan Aspek Kelembagaan. Dalam Harry Seldadyo Gunardi (Ed.), Usaha Kecil Indonesia Tantangan Krisis dan Globalisasi. (hlm. 109-116). Jakarta: Center for Economic and Social Studies bekerjasama dengan The Asia Foundation, ISEI dan PEPI.

Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel

Islamy, Muh., Irfan. 2003. Perilaku Kekuasaan Pemimpin Lokal (Suatu Kajian tentang Perilaku Kekuasaan Kontinum dan Interface Kepala Desa dalam Menangani Isu Pembangunan Desa), dalam Konstruksi Teori Ilmu-Ilmu Sosial, Kumpulan Ringkasan Disertasi Program Studi Ilmu-Ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya: UNESA University Press. Hal. 530-544.

Rujukan dari Artikel dalam Surat Kabar

Ariawati, R. R. 8 April, 2000. Banyak Pengusaha Kecil Gigit Jari. Kompas. Hlm. 23.

Suharmoko, Aditya and Alfian. August 7, 2008. Govt Stands Firm Against Coal Mining Companies. The Jakarta Post. Page 1.

Rujukan dari Artikel dalam Internet

Urata, S. 2000. Outline of Tentative Policy Recommendation for SME Promotion in Indonesia. Policy Recommendation. (Online), (http://jwww.jica.or.id, diakses 9 Agustus 2002).

Watts, Heidi. 2007. Staff & Organization Development Madison Metropolitan School District. Classroom Action Research. (Online), (http://www.madison.k12.wi.us/sod/car/carisandisnot.html, diakses 8 Oktober 2007).

Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit

Ketetapan-Ketetapan MPR, MPR RI hasil Sidang Umum MPR RI Tahun 1999 Beserta Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Beserta Susunan Kabinet Persatuan Nasional masa Bakti 1999-2004. 1999. Surabaya: Arloka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Beserta Penjelasannya. 2003. Bandung: Citra Umbara.

Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut

Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Jawa Timur. 1997. Laporan Tahunan Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Jawa Timur Tahun 1997. Surabaya: Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Jawa Timur.

Program Pascasarjana UIN Malang. 2007. Pedoman Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Malang: PPs UIN Malang.

Rujukan Berupa Karya Terjemahan

Amstrong, M. 1993. Menjadi Manajer yang Lebih Baik Lagi. Edisi Ketiga. Terjemahan Daniel Wirajaya. 1995. Jakarta: Binarupa Aksara.

Hunger, J. D. and Wheelen, T. L. 1996. Manajemen Strategis. Diterjemahkan oleh Julianto Agung. 2001. Yogyakarta: Andi.

Rujukan dari Koran Tanpa Penulis

Republika. 2 Januari, 2001. Kekuatan Ekonomi Ada pada UKM, hlm 1.

The Jakarta Pos. May 6, 2008. Freedoms Down, Government Efficiency up in Reform Era: Survey, page 1.

Rujukan dari Makalah

Muslim, S. 2000. Reorientasi Sistem dan Proses Pendidikan, Suatu Pemikiran dan Strategi Penciptaan SDM Unggul yang Beradab dalam Konteks Menghadapi Keterpurukan Bangsa. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan, BEM Universitas Negeri Malang, Malang, 11 Maret

Wibisono, D. 1999. Analisis Keterkaitan Variabel Kinerja dalam Perusahaan Manufaktur. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional dan Hasil-hasil Penelitian Forum Komunikasi Penelitian Manajemen dan Bisnis V, Lustrum I Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang, 24-25 Juni.

Rujukan dari Internet berupa Karya Individual

Sarong, F. 2002. Membangun Tanpa Perencanaan. (Online), (http://www.kompas.com/kompas.cetak/0206/II/NASIONAL/memb.08.htm, diakses 19 Desember 2002).

Catatan:

Hal penting yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam menulis nama pengarang atau penulis literatur yang dikutip atau dirujuk adalah kekonsistenan peneliti dalam menulis nama pengarang dalam daftar rujukan. Umumnya nama pengarang ditulis secara terbalik dari nama terakhir koma nama depan koma dan nama tengah baru titik.

1. Jika nama penulis hanya terdiri atas satu kata saja, maka ya ditulis satu. Misalnya Mariyam; maka penulisannya Mariyam (titik) tahun terbit (titik) danseterusnya.

2. Jika nama penulis terdiri atas dua kata, misalnya Zulfikar Abdurrahman; maka penulisannya Abdurrahman (koma) Zulfikar (titik) tahun terbit (titik) dan seterusnya.

3. Jika nama penulis terdiri atas tiga kata, misalnya Aden Yusuf Abdurrahman; maka penulisannya Abdurrahman (koma) Aden (koma) Yusuf (titik) tahun terbit (titik) dan seterusnya.

4. Jika penulisnya terdiri atas dua orang, maka penulisannya Abdurrahman (koma) Zulfikar dan Mariyam (titik) dan seterusnya

5. Demikian selanjutnya. Jika nama kedua dan ketiga dan seterusnya disingkat maka penulisannya berikutnya untuk nama yang lain harusnya juga disingkat. Misalya: Abdurrahman (koma) Z(titik); Abdurrahman, A (titik dan koma) Y (titik) demikian seterusnya.

DAFTAR RUJUKAN

Huda, Nuril. 2000. Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Dalam Ali Saukah dan Mulyadi Guntur Waseso (Penyunting), Menulis Artikel Untuk Jurnal Ilmiah. (hlm. 1-13). Malang: Universitas Negeri Malang.

Indriantoro, N dan Supomo, B. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia. 2008. Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP). Malang: LPTK dan ISPI

Salladien. 1989. Konsep-Konsep Dasar Penelitian Pendidikan Terapan Analisis Korelasional. Malang: Proyek P-2T Ditjen Dikti Debdikbud.



[1] C. B.Shrader et all. 1989. Strategic and Operational Planning, Uncertainty, and Performance in Small Firm. Journal of Small Business Management, October: 45-60.

[2] Edward, Balian, S. 1982. How to Design, Analyze, and Write Doctoral Research, The Practical Guidebook. Boston: University Press of America, Inc. Hlm. 1.

[3] Djumilah, Zain dan K. Ashar. 1998. Pengalaman Membina Usaha Kecil di Jawa Timur: Tinjauan Aspek Kelembagaan. Dalam Harry Seldadyo Gunardi (Eds), Usaha Kecil Indonesia Tantangan Krisis dan Globalisasi. (hlm. 109-116). Jakarta: Center for Economic and Social Studies bekerjasama dengan The Asia Foundation, ISEI dan PEPI. Hal. 111.

1 komentar: